Lombok adalah Pabrik Cabe

Pandangan pertama begitu menggoda :p

Temen gue, si penulis Travelicious Lombok, Lalu Abdul Fatah pernah nulis dibukunya kalo "Lombok itu bukan cabe", gue setuju Lombok itu bukan cabe. Yang bener, Lombok itu P-A-B-R-I-K  C-A-B-E bro !!! Ok, izinkan gue bercerita tentang si Lombok dan keterkaitannya dengan cabe. Here we go.

Pedes adalah apa yang pertama gue cari kalo wisata kuliner di Lombok, gak usah dicari deh, kayanya hampir semua makanan di Lombok itu bahannya semua pake cabe. Mulai dari ayam rasa cabe, daging rasa cabe, ikan rasa cabe, sayur rasa cabe ampe cabe aja rasa cabe, sangar gak tuh? #cabedeh #CapeItuMah

Ya gini deh, pokonya lo yang doyan sambel dan doyan bikin perut lo mules, Lombok adalah jawaban yang tepat untuk semua itu. Kita mulai dari makanan yang paling terkenal di Lombok, yaitu Nasi Puyung. Bukan nasi payung, kalo nasi payung susah makannya. *Jedotin Pala*

Keunikan nasi puyung ini, dia bisa dimakan buat sarapan, makan siang, makan malem sampe jadi makanan anjing juga bisa. Pokonya nasi puyung ini adalah makanan yang flexibel (bukan karet) bisa dimakan kapan saja, lagi apa saja, dimana saja, sama siapa saja? kamu gak bohong sama aku kan? kamu lagi sama siapa sih? Jujur dong sama aku, jangan bohongin aku terus.. #MendadakGalau

Hemm..sorry tadi curhat dikit. Anyway, mari kita lanjutkan ceritanya.

Nasi Puyung yang paling terkenal adalah "Nasi Balap Puyung Asli Cap Inaq Esun" yang konon telah berdiri sejak tahun 1970 dan gue yakin Si Inaq Esun ini lomba lama-lamaan berdiri sama Nyonya Meneer yang sudah berdiri sejak 1977. See, wanita memang hebat.

Inaq Esun, Sejak 1970

Pulau Kenawa. I can't discribe your exquisite

Ngiri kan lo? :p
Lagi. Gue nemuin pulau surga yang keindahannya tiada tara, tiada lawan dan tiada tanding. Pulau Kenawa, berada di perbatasan antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, siapa yang menyangka kalo di tempat sepanas dan segersang ini ada pulau keren nongkrong dengan indah di tengah laut.

Menuju Pulau Kenawa ini gue dianter sama Bapak dari Dinas Perikanan dan Perlautan, Gak lama dari pelabuhan Sumbawa menuju Pulau Kenawa. Hanya 15 menit menggunakan perahu tongkeng kecil, 3 menit menggunakan speed boat, 17 detik kalo lo nebeng terbang sama Superman dan gak akan pernah nyampe kalo lo memilih jalan kaki menyusuri laut. #DitabokPembaca

Kemana Superman?

Dari kejauhan Pulau Kenawa ini udah bisa gue liat, yang membedakan Pulau Kenawa dengan pulau lain disekitarnya adalah adanya bukit kecil di pulau tersebut yang menyerupai toket ABG baru puber, tapi cuma sebelah, mungkin hormonnya bermasalah, atau gak yah mungkin toket-nya satu lagi galau terus kabur. #Abaikan

Gairah hidup (Passion) VS Pendidikan (Education)

Gue pernah sempet bingung antara memilih pendidikan formal dan mendapat gelar sarjana atau mengikuti apa yang menjadi gairah hidup gue (passion). Dan yang pada akhirnya gue lebih memilih mengejar passion gue dan meninggalkan pendidikan gue untuk mengejar gelar sarjana.

Dilema, itulah apa yang gue rasakan tentang hal ini. Keluarga khususnya orang tua gue pengen anak laki-lakinya ini memiliki pendidikan formal dan menjadi sarjana. Tapi entahlah, gue merasa kuliah bukanlah tempat yang tepat untuk gue "selami". Gue pengen traveling, gue pengen menjelajah dunia.

I don’t believe education starts and ends in the classroom. Gue gak percaya kalo pendidikan harus dimulai dan diakhiri dibangunan bernama sekolah atau kampus. Menurut gue, pendidikan formal bukan segalanya, pendidikan yang baik harus sesuai dengan apa yang kita mau, harus menjadi sesuatu yang bisa kita adopsi untuk kehidupan kita sendiri.

Picasso sang seniman besar pernah berkata, semua manusia terlahir sebagai seniman. Tinggal bagaimana cara kita untuk mengasah dan mengejar hal tersebut. Yah, semua manusia terlahir sebagai seniman untuk dirinya sendiri, membentuk pribadinya sendiri sesuai dengan apa yang dia mau dan menghasilkan sebuah "karya" pun untuk dirinya sendiri. Karena manusia hidup dengan semangat mengejar apa yang menjadi keinginan besar dia.

My Passion VS My Education