Indonesia yang Sempurna


Melangkahlah, melangkahlah sejauh kau bisa. Lihatlah Indonesia, sebuah negeri yang pantas disebut surga !!

Hai gembel, dipostingan gue sekarang, gue bakalan agak sedikit serius nih nulisnya. Gue mau ngebahas sesuatu yang tadi malem gue tweet di linimasa. Tentang negara kita. Tentang Indonesia. Ini bakalan jadi artikel yang serius, gak ada bercandaan sama sekali. Sumpah !! Eh, tapi sebelum gue mulai menuju artikelnya, nomong-ngomong katanya Mandra lagi deketin Katy Perry, yah ?? Bener gak sih ?? Ah, masa bodo lah yah..

Postingan ini akan beda dari yang lain. Hanya sedikit bacotan, dan fotolah yang akan berbicara banyak tentang Indonesia (At least, tempat-tempat di Indonesia yang pernah gue kunjungi.) Postingan ini gue dedikasikan untuk orang-orang yang tetap optimis akan Indonesia !!

Jadi gini, gue semalem nge-twit di twitter gue (@takdos) tentang Indonesia. Gue bilang "Alam Indonesia itu gak ada cacatnya !! SEMPURNA !!" Padahal yah, gue nge-twit jam 2 subuh, tapi banyak banget yang respon dengan cara RT ataupun komen tanda setuju. Dari situ gue mikir nih, ditengah kebobrokan pemerintah dengan sistem-sistemnya, ternyata masih banyak yang bisa dibanggakan dari Indonesia. Apalagi kalau bukan kekayaan alamnya !! Setuju ??

Pun, begitu dengan tadi siang. Gue sempat nonton acara "Indonesiaku" di Trans7. Disitu, mereka sedang berkunjung ke sebuah desa terpencil di pedalaman Papua. Butuh waktu 2 hari untuk mencapai desa tersebut menggunakan sampan kecil bermotor. Gue lupa nama desanya apa, namun disana ada seseorang yang gue bilang sangat HEBAT !! Tapi gue juga lupa namanya. *toyor pala sendiri* #AdisSudahMulaiPikun.

Singkatnya, si bapak itu adalah seorang warga Papua juga, namun dia menagbdikan hidupnya selama berbelas-belas tahun, mungkin sudah puluhan, hanya untuk memberikan ilmu kepada para warga Papua yang hidup di pedalaman, mengajari mereka membaca, menulis dan lainnya. Si bapak bukan hanya mengajar anak-anak saja, beliau juga mengajarkan para orang tua yang masih buta huruf. Bapak itu mengajar secara suka rela, tanpa upah sedikitpun, tanpa dana dari pemerintah atau pihak lain. Murni dari dirinya sendiri !! Bapak tersebut rela meninggalkan zona nyamannya hanya untuk membagi ilmunya kepada warga Papua di pedalaman. HEBAT !!

Nah, yang membuat gue tertarik pada acara tersebut adalah, ketika si pembawa acara menanyakan, "siapa presiden Indonesia??" Dari hampir 20 orang lebih muridnya yang berada diruangan apa adanya, baik anak-anak maupun orang dewasa, tidak ada yang bisa menjawab sama sekali. Mereka bingung karena tidak tahu jawabannya. Namun, seorang bapak yang sedang duduk dibelakang, nyeletuk menjawab "Soekarno." Sontak pembawa acara tersebut terdiam. #KemudianHening.

Gue sendiri yang menyaksikan acara tersebut bengong, gelas nempel sedikit sama bibir, gue mau minum aja ga jadi karena keheranan. Iya, gue heran. Heran, kenapa orang Indonesia, yang tinggal dan menetap di Indonesia, tidak tahu siapa nama presidennya !!?? Papua masih bagian Indonesia, bukan ?? Si pembawa acara mendekati si Bapak itu dan mengulangi pertanyaannya sekali lagi. Si bapak tetap menjawab bahwa presiden Indonesia itu Soekarno. Si bapak tidak menjawab asal-asalan kok, dia benar-benar menjawab apa yang ada di kepalanya, apa yang dia tahu.

Pada akhirnya gue malah merasa miris. Miris bukan karena gue menganggap si Bapak dan orang-orang yang ada di ruangan itu bodoh. Bukan. Miris karena, Indonesia yang sudah begitu modern-nya ternyata masih belum bisa "memeluk" penuh wilayahnya, "memeluk" penuh anak bangsanya. Namun, gue berpikir, mungkin Bapak dan para warga Papua lainnya yang berada di pedalaman, lebih baik tidak mengenal bangsa dan pemimpinnya. Kalau kenal, mereka pasti malu. Toh, faktanya, disaat kepemimpinan Presiden Soekarno sampai sekarang, kondisi mereka tidak ada perubahan sama sekali. Jadi tidak lah salah ketika mereka menjawab, bahwa Presiden Indonesia adalah Soekarno.

Nah, dari cerita gue tersebut, mari kita ambil hikmahnya. Mari jangan pikirkan pemerintahan Indonesia yang amburadul. Masih banyak yang bisa dinikmati dan dibanggakan dari Indonesia. Kesenian, adat istiadat, tradisi, keaneka ragaman, kekayaan dan keindahan alam adalah sesuatu yang bisa kita perlihatkan kepada dunia dan tetap percayalah, Indonesia itu SEMPURNA !!


"Mari kita bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Pusaka"

#3 Ho Chi Minh City - Cu Chi Tunnels, Saksi Bisu Perang Vietnam


Ini bukan tuyul, tapi gue !!
 
Hai backpacker gembel keceh, apa kabar nih kalian? Katanya sih sehat-sehat aja yah? Ah, yang bener nih.. (ini apaan sih gak jelas.) Okeh, dipostingan kali ini gue mau sedikit bercerita, lagi-lagi tentang Negara si Uncle Ho, yaitu Vietnam, tepatnya gue mau bercerita tentang sebuah tempat bersejarah. Tenang, belajar sejarah dengan gue ini gak akan nge-bete-in kok, palingan yah banyak bacotan doang. Hoho.

First, siapa yang ga kenal atau gak tahu tentang perang Vietnam? Atau yang lebih dikenal dengan nama Vietcong. (dibaca, Vietkong, bukan Vietcong, apalagi pocong.) Nah, bagi yang gak familiar dengan Vietcong, coba gue gali lagi ingatan kalian. Hemm.. Tau film yang berjudul "Rambo"?? Iya, film perang sepanjang masa yang diperankan oleh Silvestre and Tweety ini memang sempat menjadi film terlaris di-era-nya. Bahkan, filmnya pun dibuat beberapa sekuel, seperti Rambo 2, Rambo 3, Rambo 4, Rambo and Juliet, Rambo Goblet of Fire dan Rambo yang Tertukar. Pokoknya banyak !! Nah, dalam salahsatu episode Rambo itu, ada yang bercerita tentang perang Vietcong, tentu saja dengan latar belakang di Vietnam, masa iya di Cicadas. Kalau mainnya di Cicadas, bukan si Silvester Stellone yang main, tapi preman terminal situ, si Asep Codet. #dibahas

Nih si Rambo lagi nembakin ayam !! (source : google)
 
Nah lagi, setelah gue tonton ulang filmnya, ternyata disitu si Rambo, sebagai pemeran utama, sangat sangat jagoan dan tidak terkalahkan. Percaya atau ngga, semua tentara Vietnam berhasil dia kalahkan dengan mudah banget !! Padahal ceritanya si tentara Vietnam itu banyak banget, sedangkan si Rambo sendirian. Tentara Vietnam nembak pun ga pernah kena ke si Rambo, tapi anehnya si Rambo nembak sekali, yang mati bisa 7 orang !! Terus Amerika menang perang !! MUAHAHAHAHAHA~ sungguh film konyol !!

Dari cerita gue diatas, kalain bisa nyimpulinkan betapa epic-nya film itu, namun sekarang, dipostingan ini, gue akan mengungkapkan suatu fakta yang mencenangkan. Sesuatu yang bakal bikin kalian berpikir, bahwa Amerika itu gak keren-keren amat. So, here we go, guys..


Cu Chi Tunnels, Nerakanya Pasukan Amerika


Cu Chi Tunnels adalah saksi bisu perang Vietnam, pada tahun 70-an, terjadi perang besar antara Vietnam dan Amerika feat Sekutu (Tentara Amerika emang banyak kutu.) Nah, perang ini bisa dibilang perang paling lama dan besar di Asia, mungkin dunia. Entah gara-gara apa perang ini terjadi, tapi menurut ke-sok-tahu-an gue, perang ini terjadi dikarenakan Amerika lagi iseng gak ada kerjaan, mereka pengen aja gitu ngejarah sebuah negara, dan kebetulan negara yang terpilih itu adalah Vietnam. Amerika masuk ke Vietnam pada awal tahun 70, mereka membombardir hampir semua wilayah Vietnam. Namun, karena terlalu senga dan urakan, akhirnya warga Vietnam tidak tinggal diam. Mereka sontak melawan dengan elegan. Sadar mereka tidak akan menang bila perang secara langsung dengan Amerika dikarenakan persenjataan mereka yang ala kadarnya, mereka memutar otak. Akhirnya, mereka membuat sebuah strategi perang dengan gorong-gorong sebagai medianya. Yah, mereka membuat terowongan bawah tanah (Tunnels) didaerah yang nantinya disebut Cu Chi.
 

Dari Ho Chi Minh City ke Cu Chi Tunnels

Perjalanan gue menuju Ho Chi Minh City ini bisa dibilang perjalanan spontan, sama hal-nya dengan Toul Sleng Museum di Phnom Penh, Cambodia. Gue pun pertama kali tahu tentang Cu Chi Tunnels ini dari sebuah acara TV swasta Indonesia. Entah kenapa, selalau ada ketertarikan khusus untuk bisa mengunjungi tempat-tempat bersejarah, entah itu bekas perang atau bahkan tempat pembantaian massal. Nah, saat trip keliling Asia Tenggara ini, kebetulan gue dan Veby punya kesempatan buat datang ke Cu Chi Tunnels, karena waktu kita di Ho Chi Minh lumayan banyak.


Untuk mengunjungi Cu Chi Tunnels, biasanya wisatawan memilih untuk mengambil paket tour yang banyak disediakan oleh travel agent di kawasan backpacker. Paket tour menuju Cu Chi Tunnels ada dua pilihan, yaitu full day dari pukul 08.00 sampai 18.00, itu termasuk kunjungan ke berbagai tempat lain seperti tempat pembuatan kerajinan Vietnam dan Cao Dai Temple. Untuk yang half day hanya sampai pukul 15.00 saja, dan hanya mengunjungi Cu Chi Tunnels saja. Tiket untuk full day tour kira-kira 10 - 16 USD, sedangkan yang half day tour adalah 5 - 8 USD. Harga tersebut hanya untuk meng-cover transportasi bus dan tour guide saja. Tidak termasuk tiket masuk ke Cu Chi yang berbandrol 80.000 VND atau sekitar Rp. 40.000,-

Bus no. 13

Nah, karena gue backpacker gembel nan keceh, dan haram hukumnya memakai travel agent selama masih bisa independent. Maka gue dan Veby mencoba menuju Cu Chi Tunnels memakai angkutan umum, bus. Ternyata tidak terlalu sulit untuk menuju Cu Chi Tunnels, gue hanya perlu menuju terminal bus yang berada di tengah kota, lalu melanjutkan perjalanan dengan bus no.13 menuju terminal Kin Tuoch dan naik lagi bus no. 79 menuju Cu Chi Tunnels. Sampai deh !! Mudah dan tentu saja murah !! Diitung-itung berdua cuma abis 48.000 VND atau sekitar Rp. 24.000,- dan cuma memakan waktu kurang lebih 1 jam saja. Coba bayangkan kalau kita harus bayar seorang Rp. 60.000,- nehi nehi deeeh~

Gerbang masuk

Sesampainya di pemberhentian bus, kita diharuskan sedikit berjalan menuju gerbang Cu Chi Tunnels, gak terlalu jauh kok jalan kakinya, kira-kira 37 langkah kita sudah sampai gerbang. Disini, kita harus membeli tiket untuk masuk, tiket terdiri dari 4 bagian, yaitu tiket masuk ke kawasan Cu Chi Tunnels, tiket masuk ke Cu Chi Tunnels nya, tiket tour guide (kalau gak salah) dan terakhir tiket untuk snack diakhir tour Cu Chi Tunnels. Awalnya gue pikir harganya mahal banget, satu orang diharuskan membayar 80.000 VND, jadi 1 tiketnya itu seharga 20.000 VND. Kita musti beli keempat tiket itu, gak bisa diketeng satu-satu, lo kira beli kutang apah !! Walaupun harga tiketnya mahal, tetapi worth it banget loh !!

#2 Ho Chi Minh City - Yang Enak-Enak Dari Vietnam



Melanjutkan postingan tentang Ho Chi Minh City sebelumnya,

Ok. Mari kita awali postingan ini dengan sebuah tebak-tebakkan khas Vietnam, para backpacker gembel. Jadi gini tebakannya.. "Bebek, bebek apa yang suka traveling?" #DimanaKhasVietnamNyahDis? :|

Okeh, ini garing. Dan jawabannya adalah Bebek packing, atau nggak Bebekperker. Garing Level : INFINITY !! #krik #krikkuadrat

Jadi, kenapa gue ngomongin bebek? karena eh karena, postingan kali ini gue bakal membahas kuliner-kuliner khas Vietnam. Pokoknya yang enak-enak deh. As what we know, selain keindahan alam, kuliner adalah salah satu faktor yang bisa menarik wisatawan untuk mengunjungi sebuah destinasi/ tempat wisata. Setuju?

Contoh di Bandung deh, tempat gue memamah biak dengan sempurna ini. Di Bandung, lo bisa dapetin banyak makanan mulai dari yang enak sampai yang super enak, dari yang ringan sampai yang berat, dari yang murah sampai yang mahal, semua komplit tersedia di Bandung. Nah bagaimana dengan Ho Chi Minh City? Yang katanya sih, rasa makanannya gak jauh-jauh dari Bandung, sama-sama suka pakai lalapan (sayur-sayuran mentah)

So, walaupun gue gak banyak jajan-jajan atau nyobain banyak makanan disana karena berhubung duit cekak dan buat beli sesuatu harus mikir dua kali, maka izin-kan gue yang ganteng ini untuk menunjukkan dan meng-deskripsikan beberapa makanan dan minuman yang pernah gue coba di Ho Chi Minh City, Vietnam. So, here we go..

Baguette (Roti Vietnam)
 

Selain nasi, roti inilah yang menjadi makanan pokok warga Vietnam. "Lah kok, bisa makanan pokoknya berupa roti, dis? Sok, Eropa lu !!" Eits, tenang dulu bangsat !! Hal ini tentunya terasa wajar, karena dulu, waktu gue sama lo belum lahir, Vietnam pernah dijajah oleh Perancis selama kurang lebih 107 tahun (1847-1954). Bahkan Vietnam pernah dijuluki "Paris of the Orient" karena kebiasaan Perancis yang suka memakan roti menjadi kebiasaan yang terbawa kepada warga Vietnam itu sendiri. Same like Bandung, right?? Bandung dijuluki "Paris Van Java." #FYI

Nah, roti baguette ini telah berganti nama saat masuk ke Vietnam, menjadi Banh Mi. Gak keceh yah namanya. Selain dimakan apa adanya, Banh Mi juga biasanya dimakan layaknya sandwich dengan diisi oleh irisan acar, daging, wortel, ketimun, daun ketumbar dan diberi saus yang disebut Nuoc Cham. Saus khas Vietnam yang terbuat dari campuran cabe, bawang, gula, kecap ikan dan cuka. Tsaaah.. jago yah gue~

Harganya pun relatif murah, sekitar 6.000 Dong, atau sekitar Rp. 3.000,- sajaaaaah~
 

Banh Mi biasanya bisa dimakan untuk sarapan, makan siang, makan malam atau bahkan sebagai selingan penahan lapar saja. Bedanya Banh Mi dan Buguette ala Prancis adalah dalam hal ukuran, buguette biasanya memiliki panjang 50 - 60 cm. Sedangkan Banh Mi lebih pendek, yaitu 25 - 30 cm. Yah, sama deh kaya perbandingan ukuran titit orang Prancis sama Vietnam. #eh *ditoyor piring*

"Kalo gue mau nyari Banh Mi dimana nih, dis? Di tukang tambal ban ada gak?"

#Hening #SangatHening

Hemm.. mau tau aja apa mau tau banget nih? Jadi gini, Banh Mi ini dijual hampir diseluruh pelosok jalan Ho Chi Minh City, sangat mudah untuk mencari roti ini. Biasanya mereka dijual dikeranjang besar, dibawa oleh ibu-ibu yang biasanya teriak-teriak.. "pang treng dung cess.." Artinya : "Ada roti nih.." Begitu kurang lebihnya saudara-saudara.

Lanjut..
 
Lumpia Telor ala Vietnam
 

Sebenernya gue gak tau apa nama makanan ini, yang jelas makanan ini adalah salah satu jajanan populer di Vietnam. terbukti di taman-taman kota banyak banget yang jual beginian. Terbuat dari kulit lumpia keras, diolesi mentega dan diberi telor puyuh, lalu campuran bumbunya adalah bawang daun, irisan kecil wortel, ebi (udang kecil kering), daging ayam atau daging babi dan kalau mau pedas bisa ditambahkan sambal. Cara masaknya lah yang sebenarnya bikin gue pengin nyobain makanan ini. Yah, lumpia telor ala Vietnam ini menggunakan teknik grilling, atau dibakar diatas tungku dengan arang sebagai mediator panasnya. #GueMantanAnakKitchen *kibas rambut* 
 

"Rasanya gimana, dis? Kaya lumpia deket pengkolan, gak?" <-- anak pengkolan. Hemm.. Karena lidah gue sudah terlatih oleh mie sedaaaap yang katanya lidah gak pernah bohong , maka dengan berat hati gue bilang makanan ini gak terlalu enak, rasanya anyep dan tawar. Mungkin si mbok yang jualan lupa bubuhin garem sama merica. But well, patut dicoba kok. Harganya pun cukup murah, yaitu 10.000 Dong, atau sekitar Rp. 5.000,- sajaaaah~ :)
 
Pho Mie
 
Si ganteng lagi makan Pho Mie :">

#1 Ho Chi Minh City - Kota Lautan Motor



Vietnam, Komunis yang Gak Bengis

Kalau Indonesia adalah seorang anak manusia, mungkin Vietnam adalah adik perempuan dari Indonesia, namun beda Bapak. (Konon Ibu-nya selingkuh karena terlibat cinta lokasi dengan lawan mainnya saat memerankan Aisyah dalam sinetron, Kakek-kakek cari mantu) #Opoiki

Jadi begini, maksud gue..

Begitu banyak kemiripan Vietnam dengan Indonesia, baik dari insfrastruktur hingga prilaku orang-orangnya. Saat perjalanan gue keliling Asia Tenggara selama 24 hari bareng pacar, Ho Chi Minh City, Vietnam adalah destinasi terakhir kita. Tempat kita akan bertolak untuk pulang ke Indonesia. Awalnya gue kira negara komunis ini gak bersahabat. Seperti apa yang kita tahu, dari SD kita sudah dicekoki pelajaran-pelajaran sejarah yang memperlihatkan bahwa komunis itu kejam dan beringas !! Pembunuh, tukang bantai, gak ber-pri-kemanusiaan, tertutup, arogan, mau menang sendiri, pembangkang, penjarah, nasi 2, lotek 4 bungkus yang pedes 2 biji jangan lupa dikasih karet sama Indomie rebus dibungkus plastik pake sedotan. 

Dan Vietnam adalah salahsatu negara komunis. Well, gue masuk Vietnam udah siap badan kalau tiba-tiba pas lagi jalan ada yang ngebacok dari belakang.

Lambang palu arit dimana-mana !!

Ternyata anggapan gue salah. Walaupun negara berlambang palu arit ini menanam konsep komunis dalam pemerintahannya, tapi toh tidak ada yang beda dari negara kita sendiri. Malah gue pikir infrastruktur dan pemerintahannya lebih tertata rapi.

Terus apa hubungannya Indonesia dan Vietnam? Yah, sejak lama Vietnam dijuluki Indonesian's young sister. Sama hal nya dengan Shireen Sungkar dan Zaskia Sungkar yang membuat duet maut nan aduhai, "The Sister" yang akhirnya bubar karena Zaskia menikah dengan Irwansyah. Ah, entah gue ini bahas apa !! Bodo ah !!

Lanjuuuut~

Namun si adik ini ternyata boleh dibilang sedang bersolek. Yah, Vietnam sedang menata pariwisatanya dengan baik dan berangsur maju. Mereka menyediakan banyak destinasi pariwisata yang keceh, mulai dari alam, sejarah hingga bangunan-bangunan. Pokoknya mereka mengerahkan dan mempromosikan pariwisata mereka semaksimal mungkin.

Nah, kebetulan waktu itu gue hanya mengunjungi Ho Chi Minh City saja, yang kebanyakan didominasi oleh wisata sejarah dan bangunan bersejarah. Jadi daritadi nge-bacot tentang komunis, pariwisata, shireen sungkar dan lain-lain, intinya gue pengin ngasih tau aja, apa sih yang jadi trademark tersembunyi di Ho Chi Minh City ini. MUAHAHAHA~

Jadi apa "trademark" tersembunyi khas Ho Chi Minh City? Mari gue urai satu persatu..

1. Lautan Motor

Ho Chi Minh City dulu bernama Saigon. Karena untuk menghormati sang revolusioner sejati, maka kota Saigon berganti nama menjadi nama sang revolusioner, Ho Chi Minh City. Lalu apa hubungannya antara sang revolusioner dengan motor? Mari gue jabarkan sedikit pengetahuan yang gue punya ini secara ngaco.

Jadi dulu Vietnam sangat tertinggal dibandingkan Indonesia. Kalau Indonesia sudah memiliki bioskop, Vietnam baru punya TV tabung yang ditonton orang se-RT. Kalau dulu Indonesia sudah memiliki bangunan gedung bertingkat 10, Vietnam punya bangunan tingkat 3 aja udah alhamdullilah. Nah inti dari informasi gue ini adalah, karena ekonomi berevolusi semakin maju, bahkan sudah sama dengan Indonesia, Vietnam mulai menata semuanya. Revolusi ini pun berdampak kepada ekonomi para warganya. Sekarang, hampir semua warga Vietnam memiliki motor. Bahkan menurut survei Family 100, jumlah motor dengan jumlah penduduk Vietnam lebih tinggi jumlah motornya, hampir 2 sampai 3 kali lipat. Tapi please, jangan ngebayangin satu orang Vietnam bawa 2 atau 3 motor sekaligus di jalanan, yah. Please !!