Travel in Love South East Asia #1

Pacaran sambil backpacking? Kenapa nggak.

Jujur, sebenernya gue lagi bosen nulis cerita tentang perjalanan traveling gue. Walaupun banyak kisah perjalanan yang bisa gue ceritain, tapi gue butuh sedikit tantangan selain bertutur cerita. Maka dari itu, sekarang gue mau coba nulis cerita Semi-Fiksi. Iya, semi. Bukan, ini bukan cerita kayak semi-bokep, kok.

Gue bikin cerita Semi-Fiksi. Gue menceritakan kisah perjalanan keliling Asia Tenggara gue bareng pacar (waktu itu) yang kita lakuin buan Januari tahun 2012. Selain bercerita, kisah perjalanan ini juga bakalan ngasih kalian informasi tentang tips, trik, budget, transportasi, akomodasi, makanan, dan lain-lain di destinasi yang kita kunjungi secara real. Namun karena tadi gue udah bilang, nulis cerita perjalanan itu udah agak bikin gue bosen. Maka dari itu gue tambahin bumbu Fiksinya. Iya, gue ubah nama orang, alur cerita dan kejadian untuk membuat kisah perjalanan ini lebih enak dibaca dan dibayangkan, tanpa mengurangi sedikitpun kejadian yang sebenarnya. Maka dari itu, selamat membaca cerita Semi-Fiksi pertama di blog gue, readers :)



Travel in Love South East Asia (SEA) #1 


Krabi, Thailand, 14 Januari 2012
11. 28 PM

Angin malam berhembus kencang menggetarkan kaca jendela, suara kucing liar memekikan telinga gue. Terjebak di sebuah ruangan berukuran 3x3 meter ber-cat hijau dan lembab hanya seorang diri sama sekali bukan rencana gue. Berkali-kali gue berdoa semoga nggak terjadi apa-apa sama Nayara, orang yang gue sayang.

Sedari tadi, gue terus membayangkan hal-hal yang buruk terjadi, seharusnya gue sadar kalau berpisah itu adalah ide konyol dalam sebuah perjalanan bersama seseorang yang harusnya selalu gue jaga. Apalagi di luar negeri yang baru gue injek tanahnya dan gue gak tahu harus kemana dan ngapain apabila sesuatu yang gak gue harepin terjadi.

Ruangan ini bagaikan sebuah penjara yang mengekang gue. Lantai tempat gue duduk pun seakan menjadi lebih dingin dari seharusnya. Gue coba buat telepon dan sms ke nomer Nayara yang walaupun gue tahu itu adalah upaya yang percuma, karena mana mungkin bisa menelopon menggunakan nomer Indonesia di luar nergeri, gue sama sekali gak berdaya.

Sudah lebih dari satu jam gue kehilangan dia. Seharusnya gue tahu kalau diperjalanan ini gue bukan saja harus menjaga diri gue sendiri, tetapi menjaga perempuan yang gue ajak untuk traveling bareng sekarang ini. Gue bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan keamanan perempuan yang sudah lebih dari 3 bulan ini gue panggil “sayang.”

Jantung gue berdetak kencang, badan bergetar hebat, mata gue mulai panas, nanar. Tanpa sadar buliran air mata perlahan mengucur membasahi kelopak mata dan turun membasahi pipi, gue menangis karena panik dan merasa bersalah, takut.. dalam doa, gue berjanji, gue janji, Demi Tuhan gue gak akan pernah ninggalin dia sendirian lagi. Gak akan pernah.


Implusif Trip !

“Traveling tanpa observasi, bagaikan burung tanpa sayap”

Hal yang paling sulit dalam melakukan perjalanan adalah memulainya. Perjalanan keliling Asia Tenggara ini pun tanpa rencana, dan gue gak tahu harus mulai cerita darimana dan harus nulis apa. Kenapa akhirnya gue dan Nayara bisa berangkat untuk backpacking, mungkin dimulai dari harga tiket promo ke Singapura yang dibeli Nayara. Kebetulan, waktu itu gue lagi nge-trip keliling Nusa Tenggara Barat,  dalam misi menjelajahi Pulau Lombok dan Sumbawa.

Karena liburan semester sudah dekat, Nayara pengin ngajakin gue jalan-jalan ke luar negeri. Tanpa sepengetahuan gue, dia beli tiket Air Asia Jakarta – Singapura seharga 3 beha tanpa busa di Pasar Tanah Abang. Murah banget!

Seselesainya gue nge-trip keliling NTB, tiba-tiba Nayara langsung nunjukin tiket Jakarta – Singapur yang dia beli untuk dua orang dan sudah dibayar lunas. Wow!! Gue seneng dong, baru balik dari jalan-jalan, sekarang gue diajak traveling lagi ke Singapura, gratis pula. Tapi gue bingung, kenapa Nayara cuma beli tiket perginya, doang? Dimana tiket pulangnya? Apa dia berniat ngajak gue berenang dari Singapur ke Pulau Jawa? Apa dia berencana gak pulang lagi ke Indonesia dan berniat menjadi TKW di Singapura? Hemm.. gue tau, nih. Pasti ada udang di balik siomay.

“Hehe.. sayang, kamu yang mikirin tiket pulangnya, yah.” Sambil senyum manja, Nayara minta gue beli tiket untuk pulang. Hesyemelekete! Jebakan Betmen ternyata.

“Iya.. iya, deh.” Gue cuma bisa garuk-garuk kepala.

Karena ini liburan panjang dan ditambah gue udah bosen ke Singapura, maka secara spontan gue ngasih saran ke Nayara, “Nay, gimana kalo kita sekalian keliling Asia Tenggara aja, kan boring kalo cuma Singapur, doang, Lagian kamu juga baru beberapa bulan kemarin kesana kan?” Saran gue. Seketika muka Nayara keliatan sumeringah, senyum merekah dibibirnya yang tipis, “Ayoooo ayooo..” Nayara setuju sembari ngangguk-ngangguk seneng. Challange accapted.

 


Perkenalan

“Gue Nayara Kirana.”

Nayara Kirana yang berarti anak kesayangan yang memberikan cahaya ini punya panggilan Naya. Dia selalu bangga sama nama yang orang tuanya kasih, padahal kan katanya kita gak boleh bangga sama pemberian orang tua. Iya kan? Udah iyain aja.

Naya adalah seorang mahasiswi sebuah sekolah tinggi pariwisata di Bandung, sama hal nya dengan gue. Bedanya, sekarang dia masih kuliah, sedangkan gue udah di Drop Out dengan elegannya. Dia masih keren pake jas almamater, sedangkan gue cuma bisa pake jas hujan. *nangis*

Wanita berambut panjang, berwajah kemayu, cantik, berpostur cukup tinggi dan peranakan Padang, Sumatera Barat ini sering menganggap dirinya sebagai model majalah, model iklan, artis stripping, penyanyi, chef, pengacara, montir, polwan, kasir dan supir odong-odong. Traveling emang udah jadi hobby dia dari kecil. Sebenernya, dia yakin semua orang juga beranggapan sama. Siapa sih yang gak suka jalan-jalan? Mengunjungi suatu tempat untuk bersenang-senang dan bakalan menghilangkan kejenuhan? Tapi, dia ngeliat ada sebuah potensi besar untuk hidupnya dari hobi ini. That’s why dia pilih kuliah sesuai dengan minatnya, yap! Jurusan Perjalanan (Tours and Travel). Dan Nayara berniat untuk mendalami apa yang dia suka. Banyak orang bilang, kalau mau sukses sama karir, cobalah untuk terlebih dahulu jatuh cinta dengan pekerjaan itu. Kalau udah suka pasti ngejalaninnya juga enak, kata perempuan berkulit sawo matang ini.

Kalo masalah pengalaman backpacker, dia ngaku masih terbilang newbie (baru). Sebelum berangkat keliling negara di Asia Tenggara ini, bisa dihitung pake jari dia traveling dengan gaya backpacker. Most of all sih koper-an. Dan destinasi yang dituju juga masih seputar Sumatera, Jawa, Bali, Singapore dan Malaysia.

Jadi, pas gue ajak travelling ala backpacker keliling Asia Tenggara, tanpa pikir panjang lagi si Naya langsung jawab, “AYOOOK!”


“Gue Arayan Putra Bumi.”

Panggil gue Ara. Di balik nama gue yang kedengerannya gagah dan bijaksana. Sebenernya gue orang yang jauh dari itu semua. Naya selalu bilang kalo gue itu orangnya ceroboh, implusif, gak punya tujuan hidup, dan terlalu santai.

Bumi adalah nama depan bokap. Dari keempat anaknya, gue satu-satunya anak cowok, bungsu, tapi gak punya nama keluarga. Iya, kakak-kakak cewek gue punya nama akhir yang sama dengan nama bokap. Lah, gue? Kadang gue suka ngerasa kalo gue ini anak dapet nemu. Hih.

Kacamata minus tiga, muka dekil cenderung bikin muntah, rambut berdiri acak-acakan dan kemeja flanell kotak merah adalah ciri khas gue. “Mantan” mahasiswa di kampus yang sama dengan Naya, sering banget dipanggil ke ruangan dosen, bukan untuk dipuji melainkan dimaki karena jarang kuliah dan sering kali membuat dosen darah tinggi.

Anak dari hubungan seorang pria Palembang yang gagah dan seorang wanita cantik asal tanah sunda membuat gue terlahir sebagai penyuka peyeum disiram kuah cuka.

Oiya, kalo lo perhatiin nama gue dan nama Nayara, cuma dibolak-balik doang, maka nama kita bakalan persis sama. Karena kesamaan nama ini juga yang bikin kita akhirnya tertarik satu sama lain.

Mungkin cuma itu dulu yang gue bisa tulis, seiring dengan lo baca habis cerita ini, lo bakal lebih kenal kita berdua. Enjoy!


Pacaran Yuk !

Maret 2011

Awal perkenalan gue dengan Naya dimulai dari sebuah jejaring sosial, walaupun kita satu gedung kampus dan satu angkatan tapi kita sama sekali gak pernah kenalan. Gue adalah tipe lelaki pemalu yang suka memuja secara diam-diam, tak cukup rasanya untuk mendorong dan memberanikan diri berkenalan dengan seorang wanita. #eaaak

Melalui jejaring sosial media lah akhirnya gue bisa mengenal wanita cantik bernama lengkap Nayara Kirana, setelah beberapa lama kita saling berkomunikasi di dunia maya, akhirnya gue beranikan diri mengajak Nayara buat jalan bareng ke daerah Dago atas dengan modus akan membantu mengerjakan tugas kuliahnya.

“Kenapa? Kamu lagi banyak tugas yah? Sok, sini Ara bantu kerjain,” gue coba ngerayu, padahal boro-boro bantu orang ngerjain tugas, lah tugas sendiri saja gak pernah gue kerjain. Dan gobloknya Naya percaya aja gue mau bantuin.

Dari situ, kita sering ngobrol berdua, cerita ngalor ngidul, berbagi tawa dan seiring berjalannya waktu, rasa sayang mulai menghampiri masing-masing kita. Inilah kenikmatan masa muda, mudah jatuh cinta.

Singkat cerita, akhirnya gue berhasil mengubah status gue di facebook dari single menjadi in relationship, yah akhirnya gue pacaran sama Nayara. Yippiiiiii!! Benar kata orang, kalau lagi seneng-senengnya pacaran itu dunia serasa milik berdua, yang lain cuma nge-kost, sebagian lagi cuma gembel yang numpang tidur.

Mudah jatuh cinta mudah juga putus cinta, pada akhir bulan Maret akhirnya hubungan gue dan Naya harus berakhir, bukan karena harga BBM naik atau Naya yang mau dijodohkan orang tuanya dengan Datuk Maringgi. Melainkan memang nampaknya sudah hilang chemistry yang kita rasakan diawal masa pacaran, dan kita memilih cukup menjadi teman saja. Iya, pacaran kita gak lebih dari dua bulan. Gue curiga itu bukan pacaran, tapi pasantren kilat.

Kurang lebih satu tahun kita menjalani kisah cinta masing-masing, Naya tertawa dengan pria lain, gue tertawa dengan wanita lain. Naya suap-suapan sama pria lain, gue suap-suapan sama wanita lain. Naya mutusin pria lain, gue diputisin wanita lain. #BedaTipis

Pada tanggal 1 Oktober 2012 kita memutuskan untuk balikan lagi, karena waktu itu Naya baru putus dengan cowo-nya yang bermuka kotak tak berotak. Gue kasihan sama Naya. Bukan karena dia baru putus sama cowoknya, tapi kenapa dia bisa dapet cowo yang gak lebih ganteng daripada gue. *pukpuk Naya.*

Menjalani pacaran untuk kedua kalinya ini agak sedikit berbeda dengan awal kita pacaran dulu, nggak sedikit, deh, malah jauh banget bedanya! Mungkin karena kita yang sudah semakin dewasa, semakin saling bisa menghargai. Kalau dulu kita lebih sering berantem gara-gara hal kecil, sekarang gara-gara hal kecil kita malah bisa sering tertawa. Pacaran sekarang lebih mengasyikan, sama mengasyikannya ketika pada perayaan dua bulan hubungan kedua ini, kita sepakat untuk merencanakan sebuah perjalanan seru berdua. Iya backpacking bareng keliling Asia Tenggara!

South East Asia, ready or not, there we go!

27 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Bang. Ini baru intro, yah? :|

    Hehe. Btw, salam kenal bang Adis! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, abru intro. Biasa testing-testing. Hehe

      Hapus
  3. Keren.. Gue baru pengin coba bikin cerita fiksi bahaha..

    Kan nama tokoh cowoknya: Arayan Putra Bumi. Bumi adalah nama bokapnya. Dari keempat anak, Ara satu-satunya yang gak punya nama keluarga. Bumi itu nama keluarganya. kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bumi nama bapaknya? Yakin? Tunggu ceritanya. Sejarah nama Arayan bakal ketauan di cerita-cerita selanjutnya. Ngahahaha~

      Hapus
    2. Di cerita ada kalimat Bumi adalah nama bokapnya. Ooh, mungkin bukan nama belakang.

      Hapus
    3. Gimana kalo ternyata bokapnya itu bukan bokapnya yang sekarang? Dan itu alesan dia gak dapet nama keluarga. Ini yang bikin gue suka fiksi. Bebas bikin cerita sedramatis dramatisnya kek sinteron. HAHAHHA

      Hapus
    4. Narator di cerita fiksi bisa bohongin pembaca hahaha. Bikin nge-twist ceritanya.
      Ditunggu kelanjutannya!! Hehe..

      Hapus
  4. Udah mulai menikmati ceritanya...asik alurnya kayak filem2 gitu klo gue baca sambil visualisasiin..gaya bercerita alur mundur flash back kekisah pertama kali naraya dan arayan pertama x ketemu,
    Ditunggu sambungannya dis!

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Udah ngga pake lama. Lanjutin ceritanya, bang!
    Penasaraaaaaaaaaaan :3

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe.. hidup harus terus berkarya, fan. Sip, makasih komennya yah :D

      Hapus
  8. MUAHAHAHAHAHA~
    Sekali lagi muahahahaha
    Lgi ah muahahaha mbeeeeee
    Bang ini postingan yang paling keceh dari semua postingan yg saya baca (disini),meski saya pembaca baru tapi saya dah baca tuh semua psotingan dri phuket sampee yg ini,bagi2 tips menulis yg kece dong bang
    Arivin, Rt sebelah-sumedang (kota tahu yg kagak ada tugu tahunya)

    BalasHapus
  9. Awalnya gw meragukan cerita semi yang bakal lo bikin..
    tapi sejauh ini masih ok..
    Mudah2an gw salah.. sok gw tunggu lanjutannya...

    Buku KKBG lo gw suka, ringan..

    BalasHapus
  10. intinya gue cuma nunggu postingan lo yang Travel in Love South East Asia #2 !!!!!

    BalasHapus
  11. Udah posting aja kelanjutan y...hahah

    BalasHapus
  12. bang, klo mau dapetin buku "Whatever I'm Backpeacker" dmna...???

    BalasHapus
  13. Bg lanjut baaaaang... penasaran!!

    BalasHapus
  14. Keren bang., gue suka sama gimana lo bawain ceritanya.. :D

    BalasHapus
  15. part 2 nya cepetan di posting banggg !!

    BalasHapus
  16. mas guanteng eh mas gembel,,,mau tanya nih kalo penginapan d malaca nya langsung bisa ga???alias ga d booking online duluu,,,,gituuu???plis balesssssss

    BalasHapus