Taraaaaaaaaaa~
Akhirnya buku gue ada yang
nge-review juga, dan orang yang beruntung untuk nge-review itu adalah Lalu Abdul Fataaaaaaaaah~ #Horee #TepukTangan #GebrakMeja #ToyorSBY
Ok.. ehem.. Jadi tanpa basa
basi, mari kita simak review-an keceh dari temen gue ini..
Judul : Whatever I'm Backpacker
Penulis : Mochamad Takdis
Penerbit : Mochamad Takdis Publishing
Cetakan : Pertama, Mei 2012
Tebal : 172 hlm.
Oke. Ini buku traveling. Campuran antara travelogue dan travel guide.
Tapi, gaya penulisannya tergolong absurd. Kadang, antara fakta dan
khayalan dicampur. Mana serius, mana candaan, kadang tak bisa dibedakan.
Butuh kecerdasan khusus untuk membaca buku yang narasinya kocak ini.
Kalau selera humor Anda kering, disarankan untuk jauh-jauh dari buku
ini. Lebih penting lagi, buku ini tidak cocok untuk yang berusia di
bawah 17 tahun!
Baru kali ini saya membaca buku traveling yang ditulis a la Kambing Jantan. Maaf, mau tidak mau saya membandingkan Whatever I'm Backpacker
ini dengan buku yang ditulis oleh Raditya Dika tersebut. Sama-sama
diangkat dari blog dengan humor yang agak kasar - menurut saya. Andai Si
Radit suka menuliskan perjalanannya, mungkin buku ini jadinya.
Cerdasnya Si Adis adalah ia melihat ceruk momentum buku-buku traveling yang lagi hip di pasaran. Ia terbitkan buku ini lewat jalur indie. Alasannya, idealisme. Bagi saya, sebuah idealisme agar content bukunya tidak banyak dirombak penerbit. Itu kalau bercermin dari buku The Naked Traveler 3
yang sempat ditarik dari pasaran. Andai ia mau bersabar, bisa saja ia
menyodorkan buku ini ke Gagas Media, yang seleranya anak muda banget.
Itu kalau penulis bersabar main di jalur penerbit mayor.
Bagaimana dengan keputusannya menerbitkan indie? Buku besutan 9 Lights
Production ini, boleh saya acungi jempol dari segi kaver. Komikal.
Unyu, kalau istilah ABG labil. Kendati kurang kuat kalau dikaitkan
dengan judulnya yang bermakna 'semau gue dong jadi backpacker'. Apalagi dengan warna dasar yang tergolong kalem dan rada-rada vintage.
Di kaver belakang, pembaca akan disuguhi lima endorsements. Komentar mereka rata-rata saya setujui. Intinya sih, tulisan Adis yang liar, meledak-ledak, khas anak muda.
Isinya, bagaimana? Beberapa ilustrasi di dalamnya berwarna. Saya duga,
itu ditangani oleh Mbak Rana (ninelights.multiply.com). Foto-foto traveling penulis ada yang diselipkan satu foto utuh dalam mode black and white, ada pula yang disusun mozaik di tiga halaman berbeda dan itu berwarna. Mantap!
Sayang, kualitas cetakannya perlu diperbaiki. Entah tintanya yang
terlalu kuat atau kertasnya yang tipis, tulisan di halaman baliknya agak
membayang di halaman muka. Foto hitam putihnya juga tidak begitu bagus.
Masih ada bercak-bercak. Ukuran hurufnya agak kecil, tapi bukan masalah
buat saya. Kendati, saya tetap berharap kalau dicetak ulang atau bahkan
diterbitkan oleh penerbit mayor, ukuran huruf dan spasinya agak dibikin
besar dan lebar biar lega di mata. Buku lo bisa lebih tebal jadinya, Dis! :)
Oya, halaman 112 di buku yang saya dapatkan langsung dari penulisnya
ini, tidak tercetak apa-apa alias kosong. Padahal ceritanya belum kelar.
Belum lagi di halaman 113 yang tiba-tiba ukuran hurufnya berubah jadi
lebih kecil, kendati isinya cuma post scirpt aja alias P.S. Kesalahan mesin cetaknya ya?
Bagaimana dengan penyuntingan? Kalau tidak salah, buku ini disunting
oleh Mbak Desi (malambulanbiru.multiply.com). Beberapa ejaan ada yang
masih missed. Misalnya, pemakaian bahasa asing yang merujuk suatu tempat. Kalau 'Amazing Kalimantan' atau 'Cheap Trip To Singapore and Malaysia', saya masih terima. Tapi, tidak terima saat ada tertulis 'Yeah, that's Derawan Island'. Nama pulau ikut dimiringkan? Belum pula judul besar di bab 'The Exoticm of South Thailand'. Kata 'exoticm' tidak saya temukan di kamus. Yang benar 'exoticism'. Beberapa kesalahan eja juga perlu diperhatikan.
Inkonsistensi juga saya temukan pada pemakaian istilah 'backpacker-an'. Paling banyak, Adis menggunakan istilah ini. Beberapa pula saya temukan istilah 'backpacking'. Mengapa tidak 'backpacking' sekalian dari awal sampai akhir? Karena ini lebih menunjukkan aktivitas sebagaimana yang dimaksud Adis dalam konteks kalimat. Backpacker kan orangnya.
Itu beberapa masukan saya dari segi teknis. Dan, hal ini tentu bisa diperbaiki di cetakan berikutnya.
Bagaimana dengan kisah-kisah yang tertuang di buku ini?
Adis ini gila! Pengalamannya (atau tulisannya?) kocak. Saya kira
dua-duanya. Ia menceritakan hal-hal yang membuat pembaca akan melahap
buku ini dengan cepat. Alias, tulisannya ringan. Hal-hal remeh sampai
penting (berupa informasi rute, makanan, penginapan, transportasi,
beserta harga-harga) ia tulis.
Di buku ini, ia menceritakan pengalamannya ke Thailand, Singapura, Malaysia, Sawarna, Kalimantan, Bali, juga sedikit teaser perjalanan cintanya bersama pacar ke negara-negara Asia Tenggara. Semua dilakukan dengan backpacking alias murah meriah sekaligus cerdik.
Penulisnya juga iseng, agak koplak, dan beberapa tindakannya cenderung
kriminal. Entahlah, ini mungkin kecerdikan yang ia salahgunakan.
Semisal, ia ingin internetan gratis via WiFi. Ia pura-pura mau check in di sebuah hotel, minta password
WiFi pada resepsionis, lalu dengan enaknya keluar hotel dengan alasan
jemput teman padahal ia tidak balik-balik lagi. Modus yang sama ia
lakukan kala minta password WiFi di restoran di Phi Phi Island, Thailand. Koplak, bukan?
Pengalaman lainnya saat ketinggalan pesawat menuju Vietnam gara-gara supir travel yang ia pakai dari Bandung sering ngetem. Tapi, gara-gara ini pula ia melenceng jauh blusukan ke Borneo di hari yang sama. Kok, bisa? Bisa saja. Karena Adis mengaku smart traveler. Haha...
Belum lagi kegilaannya di Sawarna, Banten, bareng teman-temannya yang teler di pantai gara-gara mushroom alias jamur racun tai kebo. Ah, sarap!!!
Tapi, di balik kesarapannya, ia tetap mau berbaik hati membagi tips
dan trik yang menurut saya bisa banget dicoba. Kayak, bagaimana tidur di
bandara, bagaimana memilih rekan seperjalanan, juga mengatur anggaran.
Perjalanan penulis berusia 22 tahun ini jadi terlihat berbeda karena
memang ia menuliskannya dengan sungguh liar. Humornya sedikit kasar dan
kadang menjurus seksis. Cerminan Adis. Kendati ia mengaku kalau dalam
tulisan, alter ego-nya yang bercerita. Saya yang pernah bertemu dan
ngobrol empat mata, melihatnya cenderung kalem dan tipe pendengar serta
memiliki antusiasme yang tinggi.
Penulis yang
merupakan Petualang ACI 2011 Tim NTB 2 ini adalah 'mantan' mahasiswa
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Ia memilih hengkang dari bangku
kuliah karena ingin mengejar passion-nya, yaitu traveling! Keputusannya yang membuat dia galau ini tersingkap pula lewat buku yang dibanderol dengan harga Rp35 ribu ini.
Ingin mengikuti petualangan koplak Si Adis yang terkadang kontemplatif ini? Hubungi saja penulisnya langsung.
by : @lafatah
keceh kan? keceh dong? keceh
lah yah? keceh banget kan? IYA KAN !!?? NGAKU !!?? okeh, jadi tunggu apalagi.
Buruan beli buku gue !!
iyah gan keceh deh.....ngemeng2....bukuna terbit dimana aja gan....?
BalasHapusonline shop broh, langsung sms aja 085624112227
Hapuswah bisa beli donk yah buat menginspirasi travelling...
BalasHapusboleh kakaaaak~ langsung sms aja ke 085624112227 yah kalo mau beli :D
Hapusgara-gara pengen buku ini (buku yang lama gak dibalikin temen :(." ) konsentrasi ngerjain tugas buyar, imajinasi untuk jalan2 memenuhi memory otak :(
BalasHapus#1000WIB
jadi makin penasaran ama bukunya,huaaa!
BalasHapusanak sak ya dulunya bang? :)