Dari Aceh ke Sabang
Awalnya,
gue ngira Aceh dan Sabang itu satu tempat yang sama. Ternyata gue salah. Dan
sebagai backpacker sejati, gue merasa gagal.
Tapi
bukan itu intinya. Melanjutkan cerita sebelumnya menuju Sabang dari Banda Aceh, gue pergi ke pelabuhan Ulee
Lheue yang gak jauh dari bandara Sultan Iskandar Muda. Kira-kira 20 menit pakai
mobil, dan 2 detik kalo lo pake buraq. Deket abis.
Dari
pelabuhan Ulee Lheue (dibaca : Ulele) kami naik kapal cepat menuju Balohan
Sabang. Sebenarnya ada 3 pilihan transportasi untuk menuju ke Sabang. Pertama,
kita bisa menggunakan kapal cepat yang waktu tempuhnya hanya 45 menit. Kedua,
kita bisa menggunakan kapal lambat yang waktu tempuhnya sekitar 2 jam saja.
Ketiga, kita bisa coba berenang, dengan waktu tempuh mungkin 4 hari. Itu juga
kalo gak kelelep duluan di laut atau hilang dimakan hiu.
Karena gue orang baik, gue kasih sedikit informasi mengenai transportasi menuju Pulau Weh atau Sabang. Atau Sabang atau Pulau Weh. Ah, itu deh pokoknya!
Sign! Sign! Sign! |
Harga
transportasi laut dari Pelabuhan Ulee Lheu menuju Sabang :
Kapal Lambat :
Kelas
Ekonomi : Rp. 18.000,-
Kelas
Bisnis : Rp. 21.000,-
Kelas
Eksekutif : Rp. 36.000,-
Jadwal
keberangkatan kapal Lambat :
Banda
Aceh – Sabang
- Senin, Selasa, dan Kamis Pukul 13.00 kecuali Jumat Pukul 14.00
- Rabu, Sabtu dan Minggu Pukul 11.00 dan Pukul 16.00
Sabang
– Banda Aceh
- Senin, Selasa, Kamis dan Jumat Pukul 08.00
- Rabu, Sabtu dan Minggu Pukul 08.00 dan Pukul 14.00
Kapal Cepat (Jetofil) :
Kelas
Ekonomi : Rp. 55.000,-
Kelas
Bisnis : Rp. 65.000,-
Kelas
Eksekutif : Rp. 75.000,-
Kelas
VIP : Rp. 85.000,-
Jadwal
keberangkatan Kapal Cepat :
Banda
Aceh – Sabang
- Pukul 10.30 dan 16.00 kecuali hari jumat Pukul 16.30
Sabang
– Banda Aceh
- Pukul 08.00 dan 16.00
Berenang :
Kelas
Ekonomi sampai Kelas VIP :
GRATEEEES!!
Jadwal
Keberangkatan : BEBAS! SUKA-SUKA LO PADA, DAH!
Dari Sabang Sampai Menegang
Dulu,
waktu kecil, gue sering banget nyanyi lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” itu
gara-gara ter-influence dari sebuah iklan mie instan. Saking sukanya sama lagu
itu, gue bisa nyanyi di kamar mandi, sekolah, lapangan bola, angkot sampai
akhirnya gue bisa nyanyiin lagu ciptaan R. Suharjo itu langsung di Sabang.