Hello, Guys !!
Entah kenapa sekarang gue
lagi doyan banget nulis, bulan Januari belum kelar aja tulisan gue di blog udah
ada 5, dan 6 dengan postingan ini. Entah karena gue lagi hobi nge-bacot apa gue
lagi seneng share tentang diri gue dan pengalaman traveling gue. Pokoknya nulis
sudah seperti kesenangan gue sendiri. Gue seneng denger suara keyboard yang
diketik, gue seneng lihat monitor LCD gue, dan gue seneng sama pembaca-pembaca
blog gue yang tetep baca tulisan absurd ini. hehe..
So, melanjutkan cerita gue
di Gunung Tambora yang gue janjikan sebelumnya. Perjalanan dari pos 3 menuju
pos 4 yang menyiksa sudah gue lewati dengan sehat walafiat, walaupun dibumbui
dengan beberapa hal mistis selama perjalanan.
Setelah beristirahat di pos
4, kita ber-enam melanjutkan perjalanan menuju pos 5, atau pos terakhir sebelum
mencapai puncak. Perjalanan menuju pos 5 tidak terlalu berat seperti pos-pos
sebelumnya, tidak juga ada halangan yang berarti. Hanya beberapa dahan pohon
yang tumbang dan jalanan yang agak sedikit curam.
Dua jam waktu yang
diperlukan untuk mencapai pos 5 dari pos 4. Menuju pos 5, udara sudah semakin
hangat dan matahari sudah mulai nampak. Kita ketinggalan menyaksikan sunrise di
puncak Tambora.
Pos 5 ini adalah sebuah
lahan yang cukup luas, gak sedikit pendaki yang mendirikan tenda di pos 5 untuk
beristirahat, selain memang tanah datarnya yang lumayan luas, di pos 5 juga
terdapat sungai kecil yang bisa diminum airnya. Tapi konon, menurut Bang Wawan,
pos 5 inilah yang paling angker.
Menurut Bang Wawan,
disinilah portal antara dunia manusia dengan dunia makhluk halus. Aura di pos 5
ini pun memang agak nyeremin, tempatnya yang diselimuti beberapa pohon pinus
dan bambu, membuat pos 5 semakin angker. Pernah ada seorang pemburu yang meninggal
di pos ini karena tertembak senapannya sendiri, entahlah karena apa, tetapi
memang aura-nya gak enak banget. Beda sama Aura Kasih yang enak banget.
Slurrrpp...
Hutan Pohon Pinus |
Gak lama kita beristirahat
di pos 5, karena memang belum terlalu capek. Akhirnya kita pun melanjutkan
perjalanan menuju puncak, perjalanan dari pos 5 menuju puncak, gue sudah berasa
gak kaya di hutan lagi, hamparan luas tanah vulkanik berwarna hitam yang
dihiasi rerumputan membuat pandangan kembali segar. 360 derajat yang gue lihat
adalah pemandangan yang spektakuler. Puncak Gunung Rinjani dan Pulau Satonda
nampak jelas terlihat dari ketinggian Gunung Tambora.
look like NZ |
Beristirahat sejenak di pos
bayangan, Bang Diki yang sedari tadi meringis nahan sakit perut akhirnya
mengeluarkan isi perutnya diantara semak-semak belukar. Dia boker a la tentara,
Man !! Salute !! Mendadak gue berpikir kalau bisnis toilet umum disini tentu
sangat cocok. Mengakomodir Genderewo yang kebelet pipis, atau Kuntilanak yang
kepengen ganti softek. *dicekek kunti*
Karena saat gue muncak
adalah bertepatan dengan Idul Adha, sepanjang waktu beristirahat gue dan Mang
Daung selalu mengumandangkan takbir, sementara Bang Wawan mencari lapak kosong
untuk salat Ied. Sungguh pengalaman yang luar biasa, bisa berada di ketinggian
lebih dari 2,000 mpdl saat Idul Adha. Untung gue gak gelap mata buat nyembelih
Mang Daung yang memang mirip kambing !!
Puncak sudah mulai nampak
dipelupuk mata, tapi rintangan terakhir yang harus gue lalui adalah bentangan
pasir vulkanik luas yang membentuk seperti ngarai kecil. Entahlah apa itu
ngarai ?? Gue aja gak tahu !! Yang penting keliatan keren aja gue nulis
"ngarai". MUAHAHAHA.. Selain hamparan luas berwarna hitam, ada sesuatu yang membuat gue sumgringah, untuk pertama kalinya gue lihat bunga edelweiss, bunga abadi di puncak gunung !!
Bunga Edelweiss, Bunga Abadi :) |
Sebelum mencapai puncak,
kita disuguhkan pemandangan yang sangat menakjubkan. Yah, sebuah kawah besar
menganga lebar di depan gue sekarang !! Kawah Tambora yang terkenal, membentuk
lingkaran berdiameter ratusan meter, saksi bisu dari letusan dahsyat Gunung
Tambora pada tahun 1815. Apapun yang bisa gue tulis disini, gak akan bisa
mewakili pemandangan apa yang gue lihat. A-M-A-Z-I-N-G !!!
Gue yang sudah berada di
kawah Tambora, dan tinggal beberapa kilometer lagi dari puncak, sangat sangat
kelelahan. Gue capek setengah mati !! Disini pun kejadian aneh terjadi lagi,
pada saat sedang menikmati indahnya Kawah Tambora, Kak Nora yang melihat Mang
Daung yang memang kelebihan insulin otak, dengan semangat 45 mengambil bendera
Indonesia di dalam tas yang Kak Nora bawa. Lalu berlari-lari girang
meninggalkan kita berlima menuju puncak. Mang Daung lari seorang diri menuju
puncak !!
Saat gue minta bendera
Indonesia buat foto-foto ke Kak Nora, dengan wajah polos Kak Nora bilang, kalau
bendera-nya sudah dibawa Mang Daung ke puncak. Gue yang sedari tadi foto-foto
bareng Bang Diki dan Bang Wawan sama-sama melongo. "Hah ?? Mang Daung ke
puncak bawa bendera ??" Padahal saat itu, Mang Daung sedang berada di
dekat kami, Dia sedang baringan menikmati hawa dingin puncak Tambora dengan
khusyu. Lalu siapa yang Kak Nora lihat membawa bendera dan berlari menuju
puncak ?? Entahlah, Allahualam.. Mungkin itu lagi-lagi jelmaan Mak Erot !! Gue,
cuma senyum mesem (lagi).
Tanjakan terakhir sebelum puncak |
Badan yang sudah sempoyongan
ditambah perut yang lapar membuat perjalanan gue semakin berat, entahlah hanya
gue aja yang kelelahan atau yang lain juga kelelahan. Melangkahkan kaki satu
jengkal saja menjadi sangat begitu sulit buat gue, kaki yang berat, pandangan
yang kabur, dan ritme nafas yang gak beraturan membuat gue agak putus asa
melanjutkan perjalanan menuju puncak, yang sudah nampak jelas di depan mata !!
Ternyata, menurut Bang Wawan
yang cuma tersenyum melihat gue kelelahan. Gue tengah diikuti oleh seekor
anjing besar berwarna hitam. Entahlah itu jenis anjing apa, yang pasti anjing
itu memang gak kasat mata, alias anjing hantu. Kasian dia, sudah anjing, jadi
setan pula. Gue melipir kenceng lari ke puncak karena takut.
INDONESIA !! |
And Finally, setelah
melewati gundukan bukit kecil, akhirnya gue bisa melihat bendera Indonesia yang
sedang berkibar indah di puncak Tambora !! Yups, dengan sukses-nya gue sudah
berada di ketinggian 2,851 mdpl sekarang. Kelelahan hebat dan berbagai rintangan
yang gue lewati selama perjalanan, terhapus semua saat gue berada di Puncak
Tambora !! Merasakan menghirup udara segar dari ketinggian 2,851 mdpl membuat
tubuh gue bergetar. Kepuasan mendaki gunung adalah ketika lo sudah berada di
puncak, melihat pemandangan spektakuler di bawah lo, dan mengibarkan Bendera
Indonesia tanda lo sudah berhasil menaklukan gunung tertinggi di Sumbawa,
Tambora !!
Pengalaman dan orang-orang yang gak akan pernah gue lupain :D |
Butuh waktu 2 hari untuk gue
mencapai puncak, tapi setelah di atas, gue cuma berada di puncak selama 8 menit
karena badai yang sudah mulai nampak akan muncul. Bayangkan, gue harus jalan
selama 2 hari untuk sebuah tempat yang gue diami selama 8 menit !! "Bodoh
tapi senang" itulah yang Mbak Sophie bilang untuk para pendaki gunung !!
Bodoh karena kita rela bersakit-sakit menuju puncak, dan senang karena dari
bersakit-sakit tersebut kita bisa mendapatkan banyak pembelajaran. Pembelajaran
yang tentunya membuat gue semakin cinta dengan negeri hijau bernama, INDONESIA
!!
Walking into the sky !! |
Melangkahlah, melangkahlah sejauh kau bisa. Lihatlah keindahan Indonesia, Sebuah negeri yang pantas disebut surga !! - adis
perjalanan yg asyikkkkkk
BalasHapus@anonim : makasih broh :D
BalasHapuswow mantab om, ajak2 dong!
BalasHapusj☻hanE§ ÃŽwan g☺es tö,.: hayuk om !! bayarin ane tapi yah haha
BalasHapuskalau orang lain bilang Indonesia negara antah berantah, mereka salah. karena negeri ini punya banyak hal yang takkan pernah dimiliki oleh negara manapun.. :)
BalasHapusindeed !! :)
Hapuspemandangannya bagus ya. Sumpah deh kepengen banget kesana bro!
BalasHapushoook atuhh kesanaaa..
Hapusdiss,,nasib bendera yang dibawa kabur jelmaan mak erot itu gmn? dimana ketemunya?
BalasHapushahahhaa...masih ada doooong nih di kamar gue
Hapus