"Seandainya saya Anggota DPD RI" - Pariwisata Adalah Ujung Tombak Perekonomian


       Seandainya saya anggota DPD RI. Mimpi memang, tapi cobalah untuk jujur, dengan menjadi anggota DPD RI setidaknya saya bisa membuat program untuk merubah Indonesia menjadi lebih baik. Seandainya saya anggota DPD RI, saya akan membuat program yang menyangkut tentang Pariwisata Indonesia. Sebagaimana kita ketahui Indonesia memiliki banyak destinasi pariwisata yang mengagumkan. Maka dari itu, program yang saya akan buat adalah :

·     Memeratakan Pembangunan di Daerah, Pengalaman traveling saya mengatakan, pembangunan di Indonesia sangat timpang. Infrastruktur di Indonesia tidak memerata dengan baik. Lihat saja Indonesia bagian timur yang akses transportasi dan jalannya belum bisa dikatakan layak guna. Sehingga untuk mencapai salah satu destinasi pariwisata sangat sulit untuk dilakukan. Program ini mencakup kemudahan dalam mengakses suatu tempat, transportasi, akomodasi, komunikasi, dan lain-lain.

Akses darat Samarinda - Berau yang 70% jalannya adalah tanah dan batu


·   
        Memberikan campaign dan penyuluhan terhadap warga lokal mengenai Pariwisata, Sebagaimana kita ketahui, objek wisata bagus saja tidak cukup untuk menarik para wisatawan berkunjung ke suatu daerah pariwisata. Maka dengan begitu saya akan membuat program penyuluhan yang menyangkut pendidikan dan pengetahuan umum mengenai pariwisata, terutama objek pariwisata di daerah tersebut. Pendidikan disini akan menyangkut mengenai pembelajaran bahasa asing, pengetahuan umum tentang pariwisata, dan pendidikan karekter warga. Dengan masyarakat yang berilmu, maka objek pariwisata akan semakin maju dan warga pun akan melestarikannya.

·        Mempromosikan Indonesia dan Daerah tersebut, Menurut saya, Indonesia sangat kurang dalam mempromosikan kekayaan dan keindahan Indonesia. Ambilah contoh dari Negara tetangga kita, Malaysia dan Thailand. Mereka berhasil mengemas pariwisata mereka dengan sangat baik. FYI, menurut survey pada tahun 2010, wisatawan asing yang mengunjungi Thailand jauh lebih banyak daripada Indonesia. Hampir 15 kali lipat. Maka dari fakta tersebut kita bisa melihat bahwa promosi pariwisata adalah faktor yang sangat penting untuk mengenalkan lalu memajukan Pariwisata Indonesia. Promosi dapat dilakukan melalui beberapa media, baik cetak maupun televisi. Jangan tanggung-tanggung untuk mengeluarkan budget promosi. Malaysia sendiri mengiklankan pariwisata mereka lewat HBO dan berbagai stasiun TV terkenal lainnya “hanya” untuk bisa mengenalkan pariwisata negara mereka ke seluruh dunia. Dan itu SANGAT BERHASIL.

Source : Google

·    
       Menciptakan Pariwisata, Kekayaan dan keindahan alam Indonesia memang sangat jauh lebih indah dari 3 negara tetangga yang pernah saya kunjungi, Malaysia, Singapura dan Thailand. Singapura yang hampir sama sekali tidak mempunyai kekayaan dan keindahan alam saja bisa mengalahkan Indonesia dalam hal menarik wisatawan untuk menambah devisa Negara. Tapi kenapa mereka bisa? Jawabannya adalah mereka menciptakan Pariwisata mereka sendiri. Ada 2 yang bisa saya ambil dari Negara Singapur mengenai pariwisatanya.

1.   Wisata Bangunan, karena mereka tidak mempunyai alam yang dapat “dijual”, akhirnya mereka membuat bangunan yang bisa menarik minat wisatawan. Mereka menciptakan beberapa objek pariwisata mereka, mereka membuat Universal Studio, Marina Bay Sands, Santolo dan bangunan-bangunan lainnya.

2.   Wisata Kesehatan, wisata tidak selalu harus mengenai objek dan kesenangan saja. Singapur membuat wisata kesehatan. Mereka membuat rumah sakit bertaraf Internasional, mereka memiliki SDM yang ahli dibidang kesehatan, lalu mereka “menjual” hal tersebut dengan harga lebih murah tapi kualitas lebih baik. Faktanya banyak orang Indonesia yang berobat ke Singapur. See?

INDONESIA !!!


Pariwisata Indonesia bisa menjadi ujung tombak Perekonomian. Kenali Negerimu Cintai Indonesiamu.


33 komentar:

  1. Tumben tulisan lu bener dis? Hahaha.. Gue setuju sama tulisan lu bro, Indonesia punya banyak tempat wisata yang bagus, bahkan yang belum diketahui. Maka bukan hal mustahil kalo pariwisata jadi ujung tombak ekonomi Indonesia

    BalasHapus
  2. Hati-hati untuk tidak merancukan fungsi dan wewenang anggota DPD dengan fungsi pemerintah dengan departemen-departemennya itu dis.

    Pariwisata memang bisa, dan mungkin harus menjadi salah satu ujung tombak perekonomian. Tapi akan selalu diperlukan usaha dari setiap lapisan untuk menjadikannya kenyataan, salah satunya tentu dari anggota DPD setempat. Hanya jika mereka-mereka itu melihat ke bawah, yaitu ke masyarakat yang mereka wakilkan, dan mendengar serta mengangkat isu-isu yang terjadi di wilayahnya, mungkin kebijakan pemerintah pun bisa menyesuaikan, itupun kalau ada itikad baik dari pemerintahnya sendiri.

    Untukku, mari kita berhenti meminta yang macam-macam. Kita sebagai masyarakatpun dapat mengambil perannya serta aktif dalam menjaga dan memajukan pariwisata Indonesia. Pariwisata Indonesia hanya bisa maju jika semua pemiliknya bertindak dan berperilaku dalam satu visi yang sama. Ini yang menurutku terpenting! tetap berjuang dimanapun kita bisa berkontribusi secara maksimal dis!! Tularkan satu visi yang sama untuk pariwisata Indonesia, alhasil kita akan sukses.

    BalasHapus
  3. Agree ! Indonesia akan menjadi negara super hanya dengan sedikit dorongan saja dari pemerintah.. voila, Tourism in Indonesia is Magic !

    BalasHapus
  4. @anonim : hahaha iya bro, rada bener dulu dikit nih lurusin otak. bego terus mah ntar takut beneran bego haha..

    BalasHapus
  5. @Bang Diki : Saya setuju banget bang mengenai kita sendiri pun bisa berperan aktif, tapi nyatanya ada beberapa hal yang harus membutuhkan dana besar, dan itu butuh sokongan dari pemerintah. Contohnya seperti promosi. Se-aktif apapun kita mencari sponsor atau mengumpulkan dana untuk mempromosikan suatu dareah tersebut, tetap dana dari pemerintahlah yang sangat dibutuhkan.

    Contoh di Pulau Derawan yang jarang sekali dapat bantuan dari pemerintah Kalimantan Timur, dan pada akhirnya mereka mencari bantuan sendiri dengan mendatangkan lembaga-lembaga yang ikin membantu mereka sehingga terciptalah Derawan yang sekarang. Nah, apalagi bila ditambah bantuan pemerintah, setidaknya untuk membangun infrastruktur saja dulu.

    Dan para Stakeholder sebuah destinasi pariwisata tersebut memanglah harus bersatu, kaya pengalaman kita di Lombok yah bang. Pariwisatanya mau dimajuin tapi warga nya malah berontak. Hahaha..itulah Indonesia.

    BalasHapus
  6. @laura : iya le, Pariwisata Indonesia akan jadi sangat sangat maju. Apalagi kalo gue yang jadi Mentri Pariwisatanya hahahaa (Padahal kuliah aja gak lulus) -_____-"

    BalasHapus
  7. sorry to say nih dis

    agak sedikit rancu sebenernya, setau gw fungsi DPD cuma sebagai legislatif dan pengawas kinerja pemerintah.

    lebih oke nih kalo mereka merancang undang-undang yang isinya membebaskan masyarakat lokal turut serta mengelola potensi wisata daerah masing-masing dengan pola pembinaan berkelanjutan.

    BalasHapus
  8. @wilman : hehe gpp bro, nah disini perintahnya kita diposisikan sebagai anggota DPD itu sendiri dan diberikan tugas mengembakan dan menyejahtrakan berbagai daerah di Indonesia dalam bentuk "apa yang kalian mau buat untuk itu?". Hehe..coba buka linknya --> http://lomba.dpd.go.id/

    BalasHapus
  9. dis..intinya satu..
    pembangunan tersebut jangan mengesampingan masyarakat lokal.
    itu saja.

    Farchan

    BalasHapus
  10. Iya dis, stakeholdernya disini banyak sekali. Makanya sempat aku bilang yang terpenting adalah kesamaan visi mau dibawa kemana pariwisata Indonesia ini. Sebagai anggota DPD adalah wajib untuk menjadi perwakilan di daerahnya. Jadilah penyambung lidah masyarakatnya dengan pusat, cari tahu apa permasalahan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di daerahnya, kemudian rancanglah undang-undang yang mampu menaungi program-program ini.

    Dengan fungsinya yang demikian, aku rasa DPD bisa memainkan peranan penting untuk mempertemukan kepentingan masyarakat dengan pemerintah. Jangan sampai disatu sisi masyarakat gencar-gencarnya berpromosi sendiri sedangkan pemerintahnya tidak tahu apa-apa, dan sebaliknya di lain tempat pemerintahnya seru sendiri disaat masyarakatnya tidak siap mengembangkan pariwisata di daerahnya.

    Contoh konkrit kita lihat sendiri di Torowamba, dimana masyarakat sekitar atau setidaknya investor lokal berusaha mendirikan cottage2 kecil itu dengan harapan memajukan wisata pantai Torowamba, tapi pemerintahnya sedikit juga tidak perduli. Tambak udang di kiri kanan siap ngerusak pantai ditambah infrastruktur yang nol besar.

    BalasHapus
  11. setuju sama bang diki..
    jadi perwakilan itu yah emang buat nyambung lidah masyarakat daerah pemilihan, bukan untuk hal lain..

    BalasHapus
  12. @mas farchan : iya mas, saya setuju. Bagaimanapun merekalah yang menjadi faktor utama.

    BalasHapus
  13. @Bang Diki dan Bro @wilman gue juga setuju semua itu. Alangakah indahnya kalo semua "sinkron" Pemerintah dapat devisa negara dari daerah pariwisata, warga lokal ekonominya sejahtera.

    Sekali lagi, Indonesia memang harus banyak berkaca pada negara lain. Yang terdekat saja, MAlaysia, Thailand dan Singapur. Atau contoh yang paling dekat adalah Pulau Bali yang dimana Pariwisata sudah menjadi Ujung Tombak perekonomian mereka, dan kepentingan pariwisata diatas kepentingan lainnya.

    Pertanyaannya bisakah daerah lain mencontoh? atau bahkan lebih dari yang dicontoh?

    BalasHapus
  14. ngak semuanya bener dis pariwisata itu sektor sekunder, yang dimana akan sukses bila kebutuhan primer seseorang terpenuhi. terbukti dari resersi ekonomi dunia mampu membuat orang enggan berwisata, yang bener itu memapan kan sektor primer seperti pangan etc baru kembangkan sektor sekunder seperti pariwisata, karena sektor primer anti resersi ekonomi dan pasti dibutuhkan setiap saat,
    conthnya temen gw dari singapore yang negaranya pusing akibat krisis ekonomi dunia, yg dimana singapura pendapatan terbesar dari sektor jasa termasuk pariwisata, dia berkata pemerintahnya sedang pusing akan prediksi resersi ekonomi yang potential membuat negaranya krisis ekonomi suatu saat nanti.
    bayangkan disana itu tidak ada sektor pertanian yang dimana singapura utuk beras import dari negara lain, kebayang sepi yang datang kebutuhan makan terus jalan.

    BalasHapus
  15. @mario : memang pariwisata itu sektor sekunder, dan memang betul lagi kita harus memenuhi dulu sektor primer. Tapi, disini gue lebih melihat dan membuat program untuk pariwisata pada suatu destinasi pariwisata. Ok, kalo sektor primer seperti pertanian dan lain-lain adalah hal yang sangat penting dan harus diutamakan.

    But, Let me guess, Dengan sektor primer saja yang dikembangkan, daerah tersebut hanya akan memiliki satu pemasukan saja. dan itupun berkala, contoh pertanian hanya bisa memanen dalam jangka waktu tertentu saja. Betul?

    Beda dengan hal-nya pariwisata, pariwisata adalah salah satu pemasukan yang "tidak akan pernah habis" atau non-perishale. Maka kenapa tidak, sektor pariwisata menjadi pemasukan utama untuk perekonomian warganya. Untuk kebutuhan primer? Kita bisa mendapatkannya diberbagai daerah yang memang menghususkan penghasilan-penghasilan primernya seperti beras, gula dan bahan makanan lain. Indonesia kaya kawan. Tinggal bagaimana kita saja berperan aktif dan melestarikan potensi itu.

    BalasHapus
  16. *non-perishable maksud gue #Ralat

    BalasHapus
  17. kata siapa non perishable, kalo pariwisata non pershable ngapain kita cape2 belajar sustaible development dan competitive advantage, kalo sumber daya rusak mau fasilitas sebagus apa pun pasti akan ditinggalkan suatu saat oleh wisatawan. contoh bunaken yang dulu jadi salah satu destinasi marine internasional sekarang sudah turun menjadi regional akibat kerusakan lingkungan alam lautnya. dan sekli lagi percuma membangun kepariwisataan di setiap daerah kalo tu daerah memang kurang memiliki prospek sdm dan SDA yang baik.
    karena seringkali pemerintah daerah di indonesia itu latah sekali liat daerah lain sukses pariwisatanya ikut2an kembangin pariwisata, padahal daerahnya tidak memiliki SDA yang comparative advantage yg baik apa lagi competitive advantage sulit bersaing.

    dan bila pernyataan pariwisata sebagai pemasukan perekonomian warganya buktinya sekarang tidak semua daerah yang fasilitas wisatanya cukup berkembang menghasilkan impact bagi warganya. seperti lampung yang memiliki nirwana resort destinasi surfung inernasional namun tetap sepi kunjungan,

    dan kalo semua orang berpikir dengan pernyataan
    "Kita bisa mendapatkannya diberbagai daerah yang memang menghususkan penghasilan-penghasilan primernya seperti beras, gula dan bahan makanan lain. Indonesia kaya kawan"

    maka indonesia akan hancur kemudian hari dengan masuknya produk luar ke dalam negri, terbukti beras kita masih impor, gula impor lebih baik dari lokal, karena pola pikir gitu mencerminkan orang(negara) yang sok "kaya" namun no "action" hanya bangga dengan kekayaan yang pada faktanya kita selalu dimaling oleh negara lain SDAnya dari potensi dapet 100 mungkin hanya 10-30 buat orang indonesia dan menjadi negara konsumen di tengah kekayaan negara dan populasi penduduk yang besar ironis

    BalasHapus
  18. @mario eitss gue jelaskan point per point supaya jelas dan mudah dipahami.

    1. kata siapa non perishable? Produk pariwisata bukanlah produk yang menciptakan barang seperti pertambangan. Pertambangan dapat habis, sedangkan pariwisata apa yang akan habis? maka dari itu, sekali lagi gue bilang. berikan campaign terhadap warga lokal agar mereka berilmu. dengan berilmu mereka bisa melestarikan lalu memajukan perekonomian mereka lewat pariwisata. alam yang dirawat niscaya tidak akan rusak tetapi tetap bisa dinikmati.

    2. "pernyataan pariwisata sebagai pemasukan perekonomian warganya buktinya sekarang tidak semua daerah yang fasilitas wisatanya cukup berkembang menghasilkan impact bagi warganya" Promosi yang gue jelaskan diatas bisa menanggulangi masalah ini bro. Mungkin lampung kurang promosi, gue aja gak tau itu ada disana.

    3. Faktanya Indonesia meng-ekspor lebih banyak daripada meng-impor kekayaan alam negeri ini. Nah dengan fakta tersebut, mari kita benahi lagi sistemnya dan berikan lagi penyuluhan terhadap warga. Maksud gue "mendapatkan diberbagai daerah" itu bukan impor atau ekspor. Tapi kita bisa mendapatkan diberbagai daerah di dalam Indonesia. Gue gak membicarakan tentang mendapatkannya dari negara lain. Selanjutnya, apakah lebih bagus begitu? mensinkronasikan semua, memperkuar rantai perekonomian antar daerah di Indonesia akan sangat lebih baik kan. satu daerah menghasilkan pangan untuk daerah lain, dan daerah lain menyediakan sesuatu yang berbeda juga untuk daerah lain (contohnya objek pariwisata yang "rapih"). Maka dengan begitu perekonomian Indonesia akan mandiri. Satu membantu yang lainnya, begitu seterusnya.

    BalasHapus
  19. saya mengambil contoh di kalimantan timur (karna ada fotonya terpampang hehe), dari yg saya tau kenapa aksesibilitas sangat kurang memadai karena kurangnya dukungan dari pemerintah (propinsi). dukungan disini berarti dana yg harus diberikan. (setuju sama comment teman2 diatas). hanya pihak swasta yg mengelola objek wisata tertentu tanpa adanya dukungan dari pemerintah. harusnya kedua belah pihak dapat bekerjasama utk mengelola potensi pariwisata daerah setempat. atau kalau pemerintah tdk mampu, SERAHKAN SAJA PADA PIHAK SWASTA SEPENUHNYA (eg. objek,akses,etc) jangan berlagak sok bisa lalu ngeyel tetapi nyatanya pengelolaan tsb mnjdi tdk maksimal. itu lah yg mnybabkan pariwisata di kaltim mnjdi sulit berkembang bung adis, bnyk pejabat yg trllu mmntingkan urusan politiknya sndri shingga tdk memerhatikan sumberdaya ekonomi yg sgt penting bbrpa thun ini,pariwisata.
    tapi saya rasa hal itu semakin sulit karna rata2 pola pikir masyarakat yg sdh "rusak", sulit utk mnjga kebersihan,keindahan kotanya,melupakan ramah tamah dsb. bukannya rasis, saya rasa hal tsb berhubungan dgn karakter suatu suku. pdhal semua itu termasuk dalam sapta pesona. sgt bertolak belakang dgn masyarakat bali, mempunyai karakter yg ramah plus sadar pariwisata.

    BalasHapus
  20. "Sadar Pariwisata" saya setuju dengan hal tersebut. Memang itulah yang sangat dibutuhkan oleh Kalimantan. Baik itu untuk pemerintah maupun warganya, karena apa? karena, dengan mempunyai rasa "sadar pariwisata/ melek pariwisata" maka mereka akan sadar bahwa perekonomian mereka bisa didapat dari pariwisata.

    Mungkin memang susah merubah mindset "orang Kalimantan" menjadi seperti "Orang Bali" tapi toh Bali pun tidak langsung menjadi seperti Bali yang sekarang. Maka dari itu, dengan poin-poin yang saya sebutkan diatas seperti melakukan penyuluhan dan campaign terhadap para warga nya. Maka lambat laun akan tercipta masyarakat yang sadar akan pariwisata.

    Dan satu lagi yang saya heran, Kenapa Kalimantan yang kaya akan hasil alamnya malah susah perekonomiannya? Seperti Bensin yang sulit didapatkan, bukan hanya di kota kecil. Bahkan di kota besar pun Bensin sangat sulit didapatkan, sekalipun ada harganya akan melambung tinggi. Kenapa bisa begitu?

    BalasHapus
  21. Sumpah diss yang ini tulisan yang "beribawa" walaupun yg nulis mahasiswa s1 yg pospon, hahahaha suuupeer sekali anak muda ! like it like this love it ! :))
    salam peace , love n geool ! <3

    BalasHapus
  22. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  23. @taiarapraba APA APAAN ITU MAHASISWA S1 POSPON hahahahaha...super yah? kebetulan sebelum nulis gue bakar menyan dulu terus kemasukan arwah bapaknya jero wacik deh. seru kan gue :))

    BalasHapus
  24. tulisannya keren gan. setuju gw

    BalasHapus
  25. sepertinya masih banyak faktor yang harus dibenahi dan ditambahkan bro, soalnya Indonesia punya banyak destinasi pariwisata. dah itu berbeda-beda baik adat maupun tata cara didaerah tersebut.

    BalasHapus
  26. kenapa bahan bakar jadi langka dan harganya melambung tinggi? karena dimonopoli yg di pulau jawa. miris mmng melihat smkin bnyk spbu yg dibangun di setiap restarea. smntra pasokan bbm di daerah tdk mencukupi.
    dari dulu hingga sekarang pembangunan di indonesia tdk pernah merata. yang bisa dibanggain dari indonesia banyak sekali, tapi setelah dilihat kembali banyak faktor yg membuat miris dan gerah kita sbg bangsa ini.
    so, ayo generasi muda (kita semua) what you gonna do for your beloved country?

    BalasHapus
  27. what you gonna do for your beloved country?

    ini pertanyaan paling keren nih.
    Sebenarnya banyak yang bisa kita lakukan untuk negara ini, yang pasti menunggu pemerintah untuk bergerak adalah hal yang paling washting time. bekerja dan berusaha secara mandiri dan aktif akan lebih berguna untuk kemajuan Indonesia.

    Lulus kuliah dengan gelar sarjana, berusaha untuk menggantikan generasi tua dengan generasi muda yang lebih berpikiran "echo-mindly" (itu bahasa saya buat mindset yang lebih maju dan lebih pintar) hahaha..

    BalasHapus
  28. sangat setuju kawan. so, kita mo bikin semacam organisasi non-profit gitu nih? :D

    BalasHapus
  29. @sabrina mami : eits udah main bikin organisasi aja nih ibu negara,huahaha mending jalan-jalan aja dulu mim ekye mah

    BalasHapus
  30. Bagaimanapun; indonesia adalah negeri Pariwisata. sejuta kekayaannya; akan selalu di abadikan oleh orang-orang yang dengan -hati- nya memajukan pariwisata. Semangaapp!!

    BalasHapus
  31. @wahid : SETUJU !!! selama masih ada orang yang sadar pariwisata. Indonesia dan daerah-daerah Indonesia akan maju pariwisatanya. amin

    BalasHapus
  32. Sayangnya untuk wisata bangunan,banyak bangunan kuno di Indonesia yang mengalami penggusuran demi pembangunan mall,menyedihkan memang,tapi tetap semangat....semoga berhasil menjadi anggota DPD RI...

    BalasHapus
  33. @Don Komo : iya memang betul begitu adanya. Saya sendiri yang tinggal di Bandung dengan banyak bangunan bersejarah-nya yang sudah lapuk diganti oleh bangunan-bangunan modern seperti distro, mall, dll. Tapi bagaimanapun kita harus tetap optimis untuk pariwisata Indonesia :D

    BalasHapus