Dari Desa ke Desa #3 (Calabai, Desa Sejuta Tawa, Kisah dan Kenangan)


Melanjutkan cerita gue tentang desa-desa yang gue kunjungi saat melakukan trip di Nusa Tenggara Barat, Lombok dan Sumbawa. Mungkin banyak diantara lo yang gak tahu dan gak pernah tahu tentang desa bernama Calabai. Memang sih, desa-nya kecil dan terpencil kaya kutil. Tapi, kalo kutil itu punya-nya orang cantik, tetep aja kutil itu indah (ini gue ngomongin desa apa kutil, sih?)

ehem..
Jadi gini, Desa Calabai adalah salah satu desa dibawah Kaki Gunung Tambora. Asri, sejuk, orang-nya ramah-ramah, rajin membayar pajak, dan letaknya langsung berhadapan dengan laut. Tapi sayang seribu sayang, sinyal im3 disini cuma nyala pas menjelang maghrib doang, bersamaan dengan listrik yang cuma tersedia dari jam 6 sore sapai 6 pagi. Gak heran kalo warga Desa Calabai yang mayoritas bekerja sebagai nelayan, tidak tahu gosip gosip tentang artis ibu kota, seperti Syahrini yang ternyata merebut Raul Lemos dari Krisdayanti. Atau para personil SM*SH yang ternyata operasi kelamin di Thailand. #BikinGosipSendiri

Karena gak ada sinyal dan gak ada listrik pada siang hari, maka Desa Calabai cocok banget buat liburan. Jauh dari peradaban, jauh dari jangkauan modernisasi tetapi tetap dekat dengan Tuhan. #eaaaa

Desa Calabai

Gue nginep di Desa Calabai selama 2 hari, sebelum muncak ke Gunung Tambora. Selama 2 hari banyak banget yang Gue dapet dari Desa ini. Letak Desa Calabai lumayan tersembunyi, karena harus masuk jalan kecil dari jalan utama. Pertama kali dateng ke Desa Calabai, kami disambut dengan kelapa muda yang langsung diambil dari pohonnya, fresh from the oven (diatas pohon ada oven)

Kebetulan Desa Calabai juga adalah kampung halaman dari Mbak Sophie, pendamping Gue pas nge-eksplor NTB. Usai menghilangkan dahaga dengan 2 buah kelapa muda yang gue embat secara brutal, Mbak Sophie ngajak kita buat main air, berenang-berenang disebuah anjungan. And what I feel when I play in the ocean of Calabai, is a great feeling !! 

Laut biru gelap  membentuk horizontal tak bertepi, langit biru bersih tanpa sedikitpun polusi, ikan laut dangkal yang menepi dan Suasana ruang luas yang sepi membuat Gue larut dalam keramahan alam Desa Calabai. Another heaven from Indonesia.

Semua Orang Merasakan Galau

Gak sampai disitu keseruan gue di hari pertama menginjakan kaki di Desa Calabai. Bang Chris, gegedug desa mengajak kami buat memancing ikan dengan panah. sempat terlintas pertanyaan di otak Gue, Bang Chris ini nelayan apa Robin Hood? Tetapi pertanyaan itu terjawab dengan cepat, Bang Chris ternyata membawa spare gun untuk memanah di dalam air. Dengan macho dan kumis tipis menggelipir di kening-nya, Bang Chris nyemplung dan berenang ke tengah laut buat manah ikan. Kita yang dari kota cuma bisa melongo sambil main di Anjungan dan sesekali nyemplung girang ke Laut Calabai.

Dalem hati "loncat..ngga..loncat..ngga.."

Setengah jam berlalu, Bang Chris sudah mulai nampak menyembul-nyembul ke permukaan. Dan apa yang dia bawa dari laut? Cool !! Tas Hermes seharga puluhan juta, onderdil mobil ferrari, kampas rem pesawat jet, dan topeng batman berhasil Bang Chris suguhkan kepada kami. Gue tentunya bohong. MUAHAHAHA..

Sekali lagi, Desa Calabai memberikan apa yang belom pernah gue liat sebelumnya. Bang Chris berhasil memanah banyak ikan. Baraccuda hitam, ikan warna hitam, dan kulit Bang Chris yang hitam membuat gue takjub. Baru pertama gue liat ikan ditusuk panah sambil dijinjing. Keren sekali !!

Hasil Pancingan

Menikmati sunset di Desa Calabai gak ada matinya, pemandangan laut lepas yang berubah menjadi warna kuning keemasan dan suasana hening berhasil membuat gue larut dalam kenangan indah Desa Calabai. *benerin sarung*

I call this "SUN-SUPER-SET"

Malamnya tanpa kenal lelah, kami diajak Bang Chris untuk memancing di tengah laut lepas. Pada malam hari angin laut tidak terlalu kencang, kami berperahu pergi melayar. Mancing pada malam hari beda sama mancing waktu siang hari. Susah banget buat dapet ikan. Entah kenapa, mungkin karena ikannya gak bisa liat umpan karena gelap, atau ikan-nya lagi puasa.

Terhitung 3 kali kami pindah tempat mancing, bukan ikan yang didapet, malah ada sesuatu yang panjang yang nyaut mata kail. Bego-nya kita gak tahu itu binatang apa, Bang Chris dengan santai ngangkat tuh binatang. Tetapi setelah dilirik-lirik genit, ternyata kita baru sadar itu ULAR LAUT BERBISA !!! FYI, Ular Laut adalah pembunuh no. 1 paling sadis di Laut setelah ubur-ubur dan ikan hiu, peringkat ke-empat di tempati Malaysia dengan 3 emas, 2 perak, 7 perunggu dan 2 indomie rasa ayam bawang. Tidak nyambung memang.

Si Ular Laut Biadab

Walaupun kita gak dapet satupun ikan malam itu, kekecewaan kita berhasil terobati dengan indah-nya biasan cahaya bulan dan taburan ratusan bintang. Mendadak Gue pengen nyanyi “Ambilkan Bulan Bu..” (Nyanyian kurang ajar yang nyuruh Ibu kita ngambil Bulan !!)

Bau kopi khas Sumbawa dan sedikit jilatan dari kucing kampung, membangunkan Gue di rumah Bang Chris. Yah, selama 2 hari kami numpang nginep di rumah Bang Chris. Bangun tidur disuguhi kopi panas  khas Sumbawa dan aneka cemilan yang disuguhkan Bang Chris membuat kita semangat menghadapi hari ini, kita akan menipak talas ke Pulau Moyo dan Pulau Satonda. Dua Pulau unik yang memiliki karakteristik masing-masing. That's will be cihuy !!


So, dengan berakhirnya kunjungan kami ke Pulau Moyo dan Pulau Satonda, maka berakhir juga lah kisah Gue di Desa Calabai.  Desa Sejuta Tawa, Kisah dan Kenangan. Terima kasih Calabai :)

15 komentar:

  1. ... Laut biru gelap membentuk horizontal tak bertepi, langit biru bersih tanpa sedikitpun polusi, ikan laut dangkal yang menepi dan Suasana ruang luas yang sepi membuat Gue larut dalam keramahan alam Desa Calabai. Another heaven from Indonesia. <- bikin mewek kalo di inget2 :'(

    karena sekarang gw malah terjebak di -> tembok putih lurus vertikal membatasi, menjaga pandang dua meter tidak lebih, menyekat ruang antar meja tulis, mengurung raga dalam kenistaan diri. #eaaaa

    BalasHapus
  2. @Bang Diki : BUAHAHAHHAHAHAHHAHA NGAKAK ABIS BACA SAJAK TEMBOK PUTIH !!! HUAHAHHAHAHA..

    jagoan euy si Bang Diki bisaan. HAHAHA..

    tembok putih lurus vertikal membatasi, menjaga pandang dua meter tidak lebih, menyekat ruang antar meja tulis, mengurung raga dalam kenistaan diri. Tidak usah sedih. karena power ranger siap membasmi. -____-"

    BalasHapus
  3. dan sophie bilang "desa itu, desa sejuta kenangan, yang jika amnesia menghampiri maka kenangan itu yang ga pengen dihapus.... " hiks....hikssss "menagis"

    BalasHapus
  4. Go go power ranger!! Zordon, ada apa memanggil? Aiyayayayay *robot magabut tiap kali muncul cuma ngomong gitu doang -___-" anjrit gw ketauan banget dulu ngikutin..udah ah nyampah di blog adis nya..kabooor huahahahaha :p

    mbak sophie tidak perlu sedih..power ranger sudah ada disini..mereka "tidak akan kumaafkan!!" *loh kok jadi ksatria baja hitam..

    BalasHapus
  5. bang..sorry nih ganggu..
    aku rhani dri teknik ugm..kita rencananya mw ke desa calabai, tpi bingung mw ngubungin siapa buat nanya-nanya mengenai transport..bisa mnta cp bang chris gak? biar bsa nanya transport ke calabai gmna..
    thanks..

    BalasHapus
  6. harusny PARA KORUPTOR ASINGKAN KESANA BIAT TAHU SUNYINYA DUNIA

    BalasHapus
  7. janngan pernah mau deso jadi perkotaan ,nyeselll

    BalasHapus
  8. Desa Calabai ini brp jam perjalanan dari kota sumbawanya ?

    BalasHapus